Sampel ternak yang digunakan adalah induk sapi Donggala sebanyak 121 ekor. Sampel ternak tersebut adalah betina-betina yang pernah melahirkan minimal satu kali, tidak dalam keadaan bunting, tidak dalam keadaan laktasi dan tidak dalam keadaan estrus. Sapi Donggala yang dijadikan
Berikut adalah gambar sapi pasca penanganan prolapsus uteri, peternak melaporkan dengan cara menelepon petugas bahwa indukan sapi potong yang dimilikinya mengalami kasus prolapsus uteri pasca melahirkan. Menurut pemiliknya, ini merupakan kebuntigan yang ketiga. Selama dalam masa pertumbuhan sampai
Body Condition Score pada induk sapi merupakan hal yang mutlak diperhatikan oleh peternak terutama pada peternak yang ingin breeding. Simak penjelasan tentan
Sapi. Prolapsus uteri pada sapi adalah kejadian di mana mukosa uterus keluar dari badan melalui vagina, dan menggantung di vulva. Uterus dapat keluar secara keseluruhan maupun sebagian. Prolapsus uteri sering terjadi segera setalah hewan partus (melahirkan). Pada umumnya, prolapsus uteri terjadi pada sapi perah dengan umur sekitar 4 tahun.
Penulis) Torsio uterus adalah rotasi atau perputaran uterus bunting pada sumbu memanjangnya. Torsio uteri merupakan salah satu penyebab distokia yang dapat berakibat kematian pedet dan pengafkiran induk. Torsio uteri terjadi selama trimester terakhir kebuntingan atau saat proses melahirkan. Torsio pasca-serviks (uterus) lebih sering terjadi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi periode kering bunting pada sapi perah bunting adalah metode pengeringan, kondisi ternak. 3. Metode/ cara pengeringan dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Pemerahan berselang yaitu pengeringan yang menggunakan cara sapi hanya diperah sekali sehari selama beberapa hari, 2.
. 256 475 341 31 269 111 105 9

penanganan induk sapi pasca melahirkan